Rabu, 15 Februari 2012

CARA BIJAK MEMANFAATKAN MEDIA


Media Sehat Mencerdaskan Anak
Semua yang ada di sekitar anak sesungguhnya adalah sumber belajar bagi anak. Positif atau negatif tergantung bagaimana pendidik dan orangtua memanfaatkannya dengan baik.  Mempersiapkan anak sejak dini untuk mempunyai kemampuan menseleksi media jauh lebih efektif daripada menghindarkan anak dari media. Berkenaan dengan itu mempersiapkan pendidik, orangtua, pengasuh dan orang dewasa lainnya yang berada di sekitar anak menjadi sangat penting agar media menjadi bermanfaat bukan sebaliknya.

Kita Adalah Model Bagi Anak
Saat  terlahir anak adalah suci dan belum mengenal media sedikitpun. Orang dewasalah yang memperkenalkan media tersebut, kemudian anak meniru sikap dan perilaku orang dewasa dalam menggunakan media. Untuk orang tua, pendidik, dan pengasuh harus menjadi teladan dalam penggunaan media.


Media di Lingkungan Anak
TV, play station, komputer, komik merupakan jenis media yang disukai oleh anak usia dini. Namun demikian pemanfaatan media tersebut perlu dikontrol. Khususnya bagi anak di bawah usia dua tahun  tidak diperkenankan menonton media visual seperti TV, CD Player, dll.
Penggunaan media visual bagi anak usia di atas dua tahun diharapkan semininal mungkin, maksimal 2 (dua) jam per hari dan tidak terus menerus. Media visual ditempatkan jauh dari jangkauan anak dan tidak berada di kamar tidur anak. Disarankan untuk disediakan alat tulis (spidol, krayon, pensil warna dan kertas).

Pemilihan Program Media
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, antara lain :
  1. Dapat  mengembangkan semua potensi kecerdasan anak (moral dan agama, bahasa, kognitif, sosial emosi, fisik motorik dan seni).
  2. Tidak mengandung unsure kekerasan dan pornograsi
  3. Materi media disesuaikan dengan usia anak.
  4. Program media audio visual disarankan dengan durasi kurang dari (satu) jam.
Di antara berbagai media massa, televisi memainkan peran yang terbesar dalam menyajikan informasi yang tidak layak dan terlalu dini bagi anak-anak. Media massa selain memiliki dampak negative juga memiliki dampak positif bagi anak untuk perkembangan pembelajaran anak usia dini. Beberapa dampak  ini dapat dilihat dari beberapa uraian berikut ini :



POTENSI NEGATIF

POTENSI POSITIF

·     Anak akan menjadi konsumtif, hedonis

·     TV sebagai pelarian

·     Menghambat kreativitas anak

·      Gaya bicara dan sikap anak menjadi agresif sadis, penentang

·      Anak menjadi tidak realistis

·      Sulit berkonsentrasi

·      Malas membaca

·      Selalu menunda-nunda waktu

·      Kepandaian di bawah rata-rata

·      Pandangan searah

·      Menghambat perkembangan otak/ sensorimotorik anak

·      Perubahan dan sakit  pada tulang belakang. Bahaya sinar biru.

·      Tidak sabar dan menganggap semuanya instan

·      Anak jadi pasif tidak punya kepedulian dan empati

·      Meniru sifat-sifat buruk dari fragmen/ adegan yang dilihat

·      Anak menjadi malas bergerak kecenderungannya jadi obesitas

·      Anak akan matang sebelum waktunya

·      Gaya pergaulan dan penampilan tidak sesuai perkembangan usianya.

·      Mendekatkan hubungan keluarga

·      Memberi perasaan santai

·      Merangsang percakapn antar keluarga

·      Menjadi hiburan sehat

·      Salah satu sumber informasi

·      Memperluas wawasan dan cara berfikir anak
Acara televisi termasuk kategori AMAN untuk anak adalah tayangan yang bukan hanya menghibur  tapi juga member manfaat lebih seperti pendidikan memberikan motivasi, mengembangkan sikap percaya diri, penanaman nilai positif. Nilai-nilai yang sering ditampilkan adlah persahabatan, penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, kejujuran, dan lain-lain. Seperti Simba the Lion King, Surat Sahabat, Varia Anak, dan lain-lain.

Acara televisi termasuk kategori HATI-HATI untuk anak adalah tayangan anak yang dinilai relative seimbang antara muatan positif dan negatifnya. Seringkali tayangan yang masuk kategori ini memberikan nilai hiburan serta pendidikan dan nilai-nilai positif, namun juga dinilai mengandung muatan negative, seperti kekerasan, mistis, seks, dan bahasa kasar yang tidak terlalu mencolok.
Pendampingan sangat diperlukan dalam menyaksikan film dalam kategori ini, karena anak-anak  membutuhkan orang tua untuk memberikan pemahaman yang baik mengenai muatan positif dan negatif yang ditampilkan. Orang tua diharapkan dapat membantu anak untuk mencontoh hal-hal yang positif dan menghindari muatan negatif yang ditampilkan dalam kehidupan nyata. Seringkali tayangan yang masuk kategori ini memberikan nilai hiburan serta pendidikan dan nilai-nilai positif, namun juga dinilai mengandung muatan negative, seperti kekerasan, mistis, seks dan bahasa kasar yang tidak terlalu mencolok.
Pendampingan sangat diperlukan dalam menyaksikan film dalam kategori ini, karena anak-anak membutuh untuk memberikan pemahaman yang baik mengenai muatan positif dan negatif yang ditampilkan. Orang tua diharapkan dapat membantu anak untuk mencontoh hal-hal positif dan menghindari muatan negative yang ditampilkan dalam kehidupan nyata. Seperti : Menuju Idola Cilik, The Scooby Doo & Scrappy Doo, the Adventure of Jimmy Neutron, Spongebob Squarepants, Avatar the Legend of Aan, Voltus, Ben 10, Ryukendo, dan lain-lain.

Acara televise termasuk kategori BAHAYA anak adalah tayangan yang mengandung muatan negatif seperti kekerasan, mistis, seks dan bahasa kasar. Kekerasan dan mistis yang masuk dalam kategori ini dinilai sudah menjadi inti dari cerita. Kekerasan disini tidak hanya dinilai dari darah dan sadism namun juga dalam kehidupan nyata. Tayangan ini jelas tidak disarankan untuk disaksikan oleh anak.  Jikapun anak sudah cukup besar, disarankan pendampingan orangtua dilakukan untuk membentengi anak dari efek negatif yang ditampilkan oleh tayangan tersebut. Sepert : Tom & Jerry, Popeye Original, Tom & Jerry Kids, One Piece, Inuyasha, Naruto, Shippuden, Samurai Deeper Kyo, Law of Ueki, Crayon Shinchan, Detective Conan, Dragon Ball, Bleach, dan lan-lain.

Dampak Negatif Playstation
Pengguna games, komputer dan PS yang kelewat batas akan menimbulkan dampak negatif bagi si anak antara lain :
  • mendorong anak untuk  asosial
  • enggan bergaul dengan sekeliling
  • malas belajar, kurang konsentrasi
  • pemicu tindakan kekerasan (agresif)
  • berkurangnya perasaan ingin menolong sesama
  • pemicu tindakan kriminal (mencuri)
Bagaimanapun juga kehadiran televisi dan playstation merupakan sebuah kebutuhan, tidak sekedar sebagai sarana untuk memudahkan kita mendaptkan setiap informasi yang juga berperan sebagai sarana penghibur yang mudah untuk kita dapatkan.  Kami berharap orang tua/orang dewasa yang berhubungan dan berkaitan dengan pengaruh televisi dan playstation terhadap anak-anak bisa mengambil langkah-langkah nyata. Walaupun tidak menutup kemungkinan memberikan alternatif solusi terhadap pihak terkait seperti pihak pengelola media televisi dan para pemerhati media secara umum.

Kurikulum dan Jadwal Penggunaan Media
Agar penggunaan media bermanfaat dan tidak mempunyai dampak negatif  terhadap anak, maka orangtua, pendidik  dan orang dewasa yang berada dalam lingkup rumah anak dan berpengaruh terhadap pola perilaku anak, sebaiknya mengetahui  Pendidikan Literasi Media, atau pihak sekolah atau pusat layanan pendidikan anak usia dini yang menyelenggarakan sosialisasi kurikulum Pendidikan Literasi Media, tentang :
  1. Pengenalan berbagai media
  2. Manfaat, dan bahaya media
  3. Teknik menggunakan media
Penggunaan media di pusat layanan pendidikan anak usia dini seharusnya terencana dan sesuai dengan tujuan kurikulum yang ingin dicapai. Sehingga pendidik perlu membuat jadwal. Begitu juga orangtua di rumah harus merencanakan waktu dan program penggunaan media. Perencanaan tersebut harus dilaksanakan dengan konsisten oleh pendidik, pengasuh, orangtua dan anggota keluarga lainnya.

Tehnik Penggunaan Media Televisi
1.  Lama menonton TV maksimal 2 jam sehari dan tidak terus menerus. Jika di Pusat layanan PAUD telah menonton televisi selama 1 jam maka anak hanya diperkenankan menonton televise 1 jam lagi di rumah. Bagi anak usia di bawah 2 tahun dilarang menonton TV karena dapat menurunkan konsentrasi anak.
2.  Jarak menonton televisi minimal 5 (lima) kali diagonal televise, misalkan TV 21” dengan diagonal kurang lebih 30 cm berarti jarak menonton  + 2 meter.
3.  Volume suara televise cukup didengar oleh lingkaran yang menonton
4.  Posisi menonton adalah duduk tegak dan pandangan serong
5.  Pemilihan warna TV lembut dan tidak kontras
6.  Hindari penggunaan remote control saat menonton bersama anak.
Tehnik Penggunaan Media Televisi
Tehnik menggunakan media cetak :
1.    Jarak membaca 30 cm dari bacaan
2.    Membaca dengan posisi duduk
3.    Perlu penerangan yang cukup
Tehnik Mendampingi Anak
Penggunaan media merupakan proses pembelajaran sehingga anak perlu didampingi pada saat menggunakan media dengan teknik sebagai berikut :

Pendampingan Anak Sebelum Menggunakan Media :
  1. Mengajak anak berdiskusi dengan media yang akan digunakan. Contoh :  Hari ini kita akan menonton jalan sesame.
  2. Menyampaikan aturan menggunakan media 
Saat Menggunakan Media :
1.    Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengutarakan pendapat/sikap anak tentang isi media
2.    Menanggapi pendapat anak tentang program media yang digunakan dengan sikap positif kemudian memberikan penguatan terhadap pendapat tersebut.
3.    Menjelaskan terhadap hal-hal yang dirasa dapat memberikan pengaruh negative terhadap anak. Misalnya pada saat iklan yang tidak mendidik di televisi.
4.    Tidak menyediakan makanan ringan saat menggunakan media.
Setelah Menggunakan Media :
1.   Memberikan kesempatan dan mendorong anak untuk menceritakan kembali apa yang sudah didapatnya dari media. Lebih baik lagi anak dapat didorong menuangkan isi media dalam bentuk karya anak.
2.   Mendorong anak mengambil hikmah dari penggunaan media
3.   Memberikan penghargaan dengan kata-kata positif, misalnya “terimakasih sayang hari ini kamu sudah bertanggungjawab dan bekerjasama mengikuti aturan …”
4.   Merapikan media yang telah digunakan.
Kerjasama Keluarga, Pusat Layanan PAUD dan Masyarakat
Anak yang cerdas ditentukan oleh keluarga, pusat layanan PAUD dan masyarakat yang cerdas. Jadi harus ada kesinambungan antara ketiga komponen dalam mendidik dan mengasuh anak.
Perlu ada sosialisasi kepada orangtua tentang bahaya program yang ada di televisi, playstation, komputer,  ponsel dan pada setiap media lain yang ada.  Diperlukan kewaspadaan yang penuh dari orangtua/orang dewasa dengan tidak membiarkan anak-anak menonton televisi, komputer dan playstation dengan bebas.  Meskipun label pihak televisi yang diberikan adalah acara untuk anak, perlu penjagaan program televisi secara langsung dengan cara mendampingi waktu anak-anak menonton televise dan sekaligus bisa member penjelasan saat dibutuhkan. Untuk itu, kesiapan orangtua untuk mendampingi anak di tengah kesibukan seabreg kegiatan mutlak diperlukan.
Akhirnya perlu diupayakan pemberdayaan masyarakat dengan diadakan lembaga kontrol yang bisa memberikan masukan dan kajian kritis tentang isi program televisi, games dan playstation serta dampak media-media lain yang ada.
Pengaruh media sangat kuat dan luas serta sulit dibendung sehingga diperlukan strategi bersama antara keluarga, pusat layanan PAUD dan masyarakat sebagai pengguna media, langkah-langkah nyata tersebut antara lain sebagai berikut :
  1. Pusat layanan PAUD menyelenggarakan Parenting (pendidikan orangtua tentang pengasuhan dan pendidikan anak usia dini)
  2. Salah satu materinya adalah mendidik orangtua bagaimana memilih, menggunakan, mendampingi  anak  saat menggunakan media.
  3. Penyelenggaraan parenting hendaknya bekerjasama dengan berbagai pihak, misalnya 
  • Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Indonesia (HIMPAUDI)
  • Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
  • Dinas terkait (Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dll)
  • Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA),  dan lain-lain.
    4. Pusat layanan PAUD menyampaikan program yang berkenaan dengan penggunaan media sehat
      5. Mendorong, masyarakat membuat kesepakatan dalam menggunakan media, antara lain :
  • Mensosialisasikan daftar acara televisi yang tidak layak ditonton dan jika perlu masyarakat membuat kesepakatan untuk tidak menonton pada tayangan tertentu. Salah satu media yang banyak memberikan informasi tentang hal tersebut adalah Kidia (www.kidia.org yang diterbitkan oleh YPMA).
  • Mempunyai kesepakatan tidak menggunakan televisi, playstation, CD player pada jam tertentu.  Misalnya dengan mengikuti anjuran : menonton TV dan media lainnya untuk anak cukup 2 jam sehari, atau “Hari Tanpa TV” yaitu program nasional untuk matikan TV selama sehari, yang diadakan setahun sekali. Program Hari tanpa TV, bukan lah program anti TV (haritanpatv@kidia.org).
    6. Perlu ada program pendidikan untuk masyarakat tentang media sehat. Memberikan dukungan kepada sosialisasi pendidikan media literasi, adalah salah satu wujud nyata kepedulian kita terhadap dampak negatif media.
     7.  Perlu mendorong masyarakat untuk peduli dan saling mengingatkan dalam penggunaan media yang tidak sehat.
    8.  Masyarakat, keluarga, pusat layanan PAUD melaporkan program media yang tidak sehat dan membahayakan ke KPI masing-masing provinsi dan/atau alamat berikut :
Kantor KPI Pusat : Gedung Sekretariat Negara, Lantai VI, Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 atau ke Kementerian Komunikasi dan Informatika R I, Jalan Medan Merdeka Barat No. 9, Jakarta 10110.

Jika kita tidak bisa memprediksikan masa depan, maka “ciptakanlah masa depan”, dengan melakukan langkah-langkah nyata, salahsatunya, dengan menjaga dan melindungi anak-anak kita terhadap bahaya negatif media, agar tercipta dunia yang lebih baik untuk anak-anak kita demi masa depan mereka…. “mari kita bertindak sekarang !”.

  
Artikel ini diambil dari : Pengaruh Media, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2009. Dimaksudkan sebagai bentuk dukungan untuk sosialisasi “Pendidikan Media Literasi” untuk kepentingan anak, utamanya anak usia dini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar